Jumat, 07 Oktober 2011

Teori Dasyat Penjinak Nuklir

Adakah kekuatan manusia yang bisa melampaui kecepatan cahaya ? dan apa benar apabila ada seseorang itu akan kembali ke masa lampau setelah melampaui kecepatan cahaya ? lalu dengan kekuatan dasyat yang bagaimana sehingga manusia dengan keterbatasannya dapat melampaui kecepatan cahaya ? dan apa yang akan terjadi jikalau ada kecepatan bisa melebihi cahaya ?
Pada konferensi internasional tentang relativitas umum dan gravitasi 2003, telah ditemukan adanya suatu kecepatan lebih cepat dari cahaya dalam ruang vakum yaitu kecepatan superluminal yang terdapat disegala macam partikel hipotetik yang disebut Tachyon sehingga massa (diam)-nya imajiner namun energi dan momentumnya riil. Memang, berdasarkan relativitas khusus, jika kita mempercepat sebuah partikel hingga mencapai kecepatan cahaya, maka massa relativistiknya akan menjadi tak terhingga dan hal itu tidaklah mungkin terjadi.? salah satu sifat aneh tachyon mulai bisa diterima oleh para fisikawan masa kini, yakni bahwa dalam sebuah lubang hitam, materi yang tersedot masuk ke dalamnya tidak akan lenyap, namun mengalami keadaan tercampur antara masa lalu dan masa depannya, dengan fluks informasi kuantum dijamin utuh.
Maka kali ini kita akan mencoba membongkar pertanyaan diatas dengan kekuatan nol yang bersumber dari sifat kehambaan, karena kekuatan ini tidak bisa diukur dengan dengan kekuatan dan kecepatan apapun karena kekuatan ini mutlak tidak terbatas. Mengapa tidak terbatas ? karena pada saat manusia menyadari dengan sifat kemanusiaanya sebagai makhluk yang tidak ada, maka pada saat itulah alloh akan bertajjali. Karena siapa yang mengenal dan menyadari dirinya pasti akan mengenal siapa dibalik itu semua.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata :
Jika Aku telah mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya.” (HR. Imam Bukhari)
Maka orang yang mempunyai kekuatan nol, saat itulah otomatis kekuatan itu menghantarkan kembali kepada Alloh, dan ketika kembali kepada Alloh orang itu otomatis akan menguasai zaman, waktupun saat itu ada digenggamannya, dan untuk kembali kemasa lampau pun sangat mudah, akan tetapi pada hakekatnya kembali kemasa lampau itu ialah kembalinya hati, merenungkan dan mengkoreksi diri tentang kesalahannya dimasa lampu dan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk memperbaiki kesalahannya. Pada saat itu pula dia ingat tentang nenek moyangnya, ingat tentang cikal bakal terjadinya dunia, dan akhirnya pikirannya akan meluas karena orang yang menuju kepada Alloh tidak ada kecepatan lain selain kecepatan nol kembali pada posisi hamba tidak merasa memiliki kekuatan apa-apa.
Jadi kecepatan dunia bukan kecepatan cahaya, atau kecepatan superluminal tetapi kecepatan dunia itu adalah kecepatan seseorang untuk menemui TuhanNya, karena Dia Maha Jauh, Maha Tinggi, Maha Tidak Terjangkau dengan kekuatan sebesar dan sehebat apapun.
Nah, sekarang di dalam teori, kecepatan cahaya itu sama dengan 3.108km/s. maka apabila ada kecepatan yang melebihi dari itu : 3.10100 km/s, 3.101000 km/s, bahkan kecepatan 3.1010000000000000 km/s pun masih kalah dengan kecepatan orang yang berhadapan dengan Alloh istighroq (nol) selama 1 detik .(pahami masalah ini !)
karena 3.108km/s,3.10100 km/s, 3.101000 km/s, bahkan 3.1010000000000000 km/s pun ini masih ada jarak dan tenggang waktu, tapi orang yang berhadapan dengan Tuhan nya tidak butuh dengan jarak dan tenggang waktu tersebut, sebab kecepatan itu hanya satu titik sudah sampai, kita menuju kepada sang pencipta yang maha segalanya jauh tak terbatas waktu dan jarak. Jangankan jarak dengan Sang Pencipta, jarak antara langit 7 ini masih belum ada yang yang bisa mengukur.
Maka apabila orang itu berhadapan dengan Tuhannya, jagat dan seisinya ini akan mengecil. Kalau kita mau kembali kemasa pasti mampu, bahkan masa depanpun dapat dengan mudah kita lihat, jadi relativitas dilihat dari ilmu Wahidiyah sangat bisa, bahkan lebih hebat daripada relativitas yang ada sekarang. Karena bisa disini maksudnya karena Alloh sendiri yang menghendaki, karena Alloh sendiri yang Maha Bisa, sebab hakekatnya manusia tidak ada satupun yang bisa, yang bisa hanya Alloh yang Maha Bisa. Tidak mungkin manusia yang lemah dengan segala keterbatasannya bisa mengalahkan Tuhan yang memiliki kekuatan absolute tidak terbatas itu.
Dalam sejarah anak manusia Nabi Isa as mampu membangkitkan orang yang sudah mati, Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang membakarnya, Nabi Dawud mampu meluluhkan besi hanya dengan kedua tangannya, bahkan iblispun mampu bagaikan angin melalui jagad barat ke jagad timur hanya sesaat, Dajjalpun juga mampu menghentikan matahari. Siapakah semuanya itu ? dari mana ia berasal ? dan akhirnya kemana ?. Hanya hati yang jernih yang mampu merenung dan merasakan. Jadi siapakah hakikinya dibalik itu semua? Karena manusia hanya makhluk yang lemah tiada apa apa, tiada daya tanpa curahan rahmat dari-Nya.
Maka apabila ada seseorang yang bisa kembali kepada Tuhannya dan masuk dalam wilayahNya, mustahil tidak ada yang bisa, karena orang itu langsung berhadapan dengan Alloh Yang Maha Bisa dan penulis pun akui bahwa tidak ada seseorang bisa melewati kecepatan cahaya, karena mustahil !, tapi disini yang hanya bisa melewati kecepatan cahaya yaitu “Rohani Manusia” bukan partikel hipotetik yang disebut Tachyon itu.
Jadi ada kecepatan yang melebihi kecepatan 10 x dari cahaya, 100 x dari cahaya, 1 juta x melebihi kecepatan cahaya. Maka logikanya apabila ada kendaraan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, pasti kendaraan itu akan terbakar habis, karena logika kecepatan dan masanya dari benda itu sangat tidak seimbang sehingga menimbulkan gesekan yang sangat panas dengan mediumnya dan pasti menimbulkan terbakarnya kendaraan tersebut.
Jadi orang yang menuju kepada Alloh “jasad dan hati” orang itu akan terbakar semua ketika menggunakan kekuatan nol (istighroq) lupa dengan jasad karena ada kecepatan rohani yang melampaui batas kecepatan jasmani. Maka kendaraan rohani itulah yang melebihi kecepatan cahaya, tapi sayang kita tidak mampu untuk melewati itu.
Wahidiyah membongkar ilmu pengetahuan dunia dengan kalimat sholawatnya yang sangat dasyat dan tak pernah terpikirkan di benak kita. Dengan kalimat :
“ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW-WANAFASIM-BI’ADADI MA’LUUMAATILLAAHI WAFUYUUDLOOTIHI, WA AMDAADIH”
Artinya :
“Yaa Alloh, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Maha Menemukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpakanlah sholawat, salam, barokah atas junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan atas Keluarga Baginda Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas, sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian serta kelestarian pemeliharaan-Nya.”
Teori Kecepatan Rekasi vs Teori Relativitas
Sekarang kenapa Albert Einsten kuat dalam pemikirannya ? pandai dalam bertafakkur? dan begitu hebat didalam penemuan fenomenalnya yang mengguncangkan dunia dan tampaknya merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun orang menjauhi “teori relativitas” bagaikan menjauhi hipotesa “menara gading,” seolah-olah teori itu tak punya arti penting sama sekali. Tak seorang pun –tentu saja tidak– membuat kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu kesimpulan “teori relativitas” Einstein adalah benda dan energi berada dalam arti yang berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E = mc2. E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda, sedangkan c merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000 kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak terhitung besar jumlahnya. Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil dari benda mampu mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya.
Akan tetapi ketika E = mc2k dan k=0 (konstanta) maka apa yang akan terjadi ? bisa dipastikan energi sebesar apapun jikalau dikalikan dengan 0 maka hasilnya adalah 0 dan tidak akan ada energi yang tercipta. Maka kekuatan 0 inilah yang menjadi dasar pijakan adanya teori kecepatan reaksi yang bisa memotong dan melumpuhkan dari kedasyatan dari ledakan nuklir. Hebat bukan ! jika di ilustrasikan nampak gambar sebagai berikut :
Gambar : Ilustrasi Teori Kecepatan Reaksi
Gambar : Ilustrasi Teori Kecepatan Reaksi
Teori ini pernah dilakukan oleh beliau Rosululloh Saw dalam perjalanan isro mi’roj dengan menggunakan kendaraan buroq yang dapat melebihi kecepatan cahaya., dengan perbandingan apabila ditempuh dengan kecepatan cahaya kurang lebih memakan waktu 2 tahun perjalanan itupun hanya sampai pada langit pertama saja, akan tetapi alangkah luar biasanya dengan kendaraan buroq itu hanya ditempuh dalam satu malam saja. Mustahil ! akal pasti menolak dengan adanya peristiwa yang sangat luar biasa itu, akan tetapi apabila diterima dengan hati yang bersih, tiada keragukan sedikitpun. Makanya ilmu itu ada yang dapat dengan pendekatan ilmiah dan ada juga pendekatan secara rohaniah. Contoh yang umum adalah isro mi’roj sebab pendekatan ilmiah sulit dijangkau tetapi dari segi pendekatan rohani mampu dicerna. Berarti ini adalah kekuatan yang Maha Suci, mampukah yang Maha Suci diukur kekuatanNya ? karena absolute yang paling mutlak adalah Alloh yang maha segalanya. Dan ini tidak mampu dicerna oleh akal, makanya yang mampu untuk mencerna yang Maha Suci hanya hati yang iman penuh, lemah dan pasrah KepadaNya.
Mungkin muncul didalam benak pembaca bagaimana Rosululloh Saw menaiki buroq dengan jasadnya. Kenapa jasad Rosululloh tidak terbakar ? ada 2 alasan sudut pandang yang dapat dilihat dari segi ilmiah dan agama yang paling mendasar mengenai kenapa jasad Seorang yang paling dicinta itu tidak terbakar ?
Alasan pertama :
Karena kecepatan Rosululloh Saw dapat melebihi daripada reaksi yang harus ditimbulkan. reaksi panas dengan kecepatan Rosululloh Saw ini cepat Rosululloh Saw, jadi sebelum tersentuh sudah lolos, berarti kendaraan yang dipakai Rosululloh Saw melebihi kecepatan reaksi yang ditimbulkan karena reaksi panas ini masih ada tenggang waktu untuk bereaksi. Sedangkan kendaraan yang dikendarai Rosululloh Saw melebihi kecepatan reaksi. Reaksi panas, reaksi dingin, reaksi hampa udara ini dipotong dengan kecepatan reaksi yang dikeluarkan oleh kendaraan yang dikendarai Rosululloh Saw, jadi sebelum reaksi-reaksi tersebut membunuh, beliau sudah lolos dengan kendaraannya dengan melebihi reaksi-reaksi yang ditimbulkan.

Alasan ke dua :

Karena hampa udara, panas, dingin, matahari dan alam jagad semua, itu adalah Nurnya. Tidak ada yang mustahil bagi beliau untuk melakukannya.
Didalam Hadist Qudsi dikatakan :
“Jika tidak karena engkau (Muhammad), jika tidak karena engkau, sungguh Aku tidak akan menciptakan cakrawala”
Maka disinilah kita sama-sama tahu bahwa ada kecepatan yang memotong kecepatan reaksi ditimbulkan. Sebagai contoh kecepatan reaksi terdapat pada saat rokok menempel dikulit, sebelum panas rokok itu bereaksi dikulit ada jarak tenggan waktu sepersekian detik barulah bereaksi panas tersebut. Dengan adanya tenggang waktu tersebut itulah teori kecepatan reaksi memanfaatkan memotong kecepatan reaksi yang akan ditimbulkan. Dan teori ini sebenarnya sudah ada didalam Al-Quran yang dikatakan di surat Al-Anbiyaa’ ayat 69
“kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”.
Dan diwaktu jasad Nabi Ibrahim dibakar, kecepatan api yang begitu hebat langsung dicounter dengan memotong kecepatan reaksi yang menghantarkan panas tersebut. Jadi nabi Ibrahim lolos dari reaksi yang ditimbulkan oleh panas tersebut.

Sejarah Perkembangan Fisika

Dalam era sekarang ini, tiap-tiap bangsa menyadari sungguh-sungguh bagaimana pentingnya mengetahui sejarah perkembangan fisika, sejarah tanah air untuk dapat mengimbangi dan mengikuti persoalan-persoalan politik negaranya dan mengimbangi politik negara-negara lain di dunia. Sejarah pemikiran Fisika penting untuk diketahui karena pengetahuan ini akan memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang kemajuan Fisika dewasa ini. Mungkin kejadian-kejadian tertentu di zaman mereka itu tidak mempunyai arti penting dipandang dari segi mereka sendiri, tetapi dari sudut historis merupakan sebagian dari kejadian-kejadian yang spektakuler yang telah mereka capai. Dengan demikian kita mendapat kesadaran yang lebih baik atas kebenaran pengetahuan manusia tentang Fisika modern sebagai perkembangan dari sains secara keseluruhan.
Selanjutnya dalam makalah ini akan dititik beratkan untuk membahas perkembangan dan pertumbuhan pemikiran Fisika dari zaman Yunani sampai zaman Modern. Sebagai contoh pemecahan atom yang merupakan kebanggaan dan merupakan ciri sebagai pengetahuan modern adalah pemikiran yang bersumberkan hipotesis atom Demokritus yang telah diketahui sejak zaman purbakala.
Sejarah pemikiran Fisika memiliki karakteristik periode-periode yang dapat dibagi ke dalam 4 periode, di mana setiap periode mempunyai karakteristik tertentu. Pembagian tersebut didasarkan pada ada tidaknya perubahan paradigma dalam setiap periodenya. Periode pra-sains berlangsung cukup lama, yaitu sampai dengan tahun 1500. Periode ini ditandai adanya unsur mitologi, dimana validasi sains tidak diperlukan. Kemudian periode awal sains dimulai ketika Galileo memperkenalkan cara baru mengamati fenomena sains melalui kegiatan eksperimen. Periode ketiga dikenal dengan periode sains klasik, dimana pengamatan masih bersifat makroskopis. Dalam periode ketiga tidak terjadi perubahan paradigma. Berikutnya periode sains modern dengan sifat pengamatan sangat mikroskopis. Paradigma yang berkembang adalah paradigma atomik.

PEMBAHASAN

Imajinasi lebih utama daripada pengetahuan. Pengetahuan bersifat terbatas. Imajinasi melingkupi dunia. -Albert Einstein-

Itulah sepatah kata yang pernah dikatakan oleh Einstein. Berbicara tentang fisika dapat menimbulkan tanggapan yang beragam. Bukan gosip lagi kalau fisika merupakan salah satu “hantu” yang ditakuti oleh banyak pelajar, baik itu di tingkat menengah, umum, dan bahkan di perguruan tinggi. Sebagian orang menghafalkan rumus-rumus fisika layaknya buku sejarah tanpa menyadari maknanya. Ada juga yang pasrah karena menganggap fisika hanyalah milik orang-orang yang serius, cerdas, gila matematika, dan pada umumnya “kurang gaul”. Bahkan, tidak sedikit yang beranggapan bahwa menjadikan fisika sebagai karir hidup adalah pilihan yang salah karena “masuknya” mudah tapi “keluarnya” susah. Dengan kata lain, menjadi mahasiswa fisika tidaklah sulit tapi lulusnya setengah mati dan kerjanya paling-paling menjadi guru atau kalau beruntung bisa menjadi dosen.
Beberapa pelajar mengagumi fisika karena membaca berita mengenai keberhasilan tim olimpiade fisika atau membaca buku tentang kehidupan para ilmuwan besar. Sayang, banyak juga yang hanya sebatas mengagumi tidak sampai menghayati atau mendalami fisika. Seringkali orang yang menguasai fisika dianggap sebagai orang “keren” sekaligus “aneh” karena mau belajar sesuatu yang sulit, padahal kalau jadi pengusaha bisa kaya-raya. Persepsi-persepsi demikian mengakibatkan masyarakat umum cenderung menggemari ilmu lain seperti metafisika. Berikut adalah sedikit sisi lain fisika apabila ditinjau dari sejarahnya.

1. PERKEMBANGAN FISIKA
Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode yaitu:

Periode Pertama
Dimulai dari zaman yunani sampai tahun 1550an. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis.

Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian.

Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini.

Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke-19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum).
• Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E = mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel.
• Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli, Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

2. Beberapa Penemuan Ilmu Fisika dari zaman Yunani sampai zaman Modern
Periode Pertama
2400000 SM – 599 SM : Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat, pengukuran, koin (mata uang).
600 SM – 530 M : Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science, sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang.
530 M – 1450 M : Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada “Almagest” karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus menerus; kemagnetan berkembang ; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy).
1450 M- 1550 : Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis.

Periode Kedua
Hasil-hasil yang didapatkan antara lain:
Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet.
Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange.
Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter.
Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya.
Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.

Periode Ketiga
Dalam Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika.
Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-lain.
Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain.
Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.

Periode Keempat
Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E = mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel.
Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli, Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

model atom mekanika kuantum

Penjelasan tentang struktur atom yang lebih lengkap diperlukan untuk mengetahui struktur yang lebih detil tentang elektron di dalam atom. Model atom yang lengkap harus dapat menerangkan misteri efek Zeeman dan sesuai untuk atom berelektron banyak. Dua gejala ini tidak dapat diterangkan oleh model atom Bohr.
Efek Zeeman
Spektrum garis atomik teramati saat arus listrik dialirkan melalui gas di dalam sebuah tabung lecutan gas. Garis-garis tambahan dalam spektrum emisi teramati jika atom-atom tereksitasi diletakkan di dalam medan magnet luar. Satu garis di dalam spektrum garis emisi terlihat sebagai tiga garis (dengan dua garis tambahan) di dalam spektrum apabila atom diletakkan di dalam medan magnet. Terpecahnya satu garis menjadi beberapa garis di dalam medan magnet dikenal sebagai efek Zeeman.
pemisahan garis spektrum atomik di dalam medan magnet
pemisahan garis spektrum atomik di dalam medan magnet
Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan menggunakan model atom Bohr. Dengan demikian, diperlukan model atom yang lebih lengkap dan lebih umum yang dapat menjelaskan efek Zeeman dan spektrum atom berelektron banyak.
Model Atom Mekanika Kuantum
Sebelumnya kita sudah membahas tentang dualisme gelombang-partikel yang menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku baik sebagai gelombang maupun partikel. dalam skala atomik, elektron dapat kita tinjau sebagai gejala gelombang yang tidak memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah elektron diwakili oleh kebolehjadian atau peluang terbesar ditemukannya elektron di dalam ruang.
Demi mendapatkan penjelasan yang lengkap dan umum dari struktur atom, prinsip dualisme gelombang-partikel digunakan. Di sini gerak elektron digambarkan sebagai sebuah gejala gelombang. Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunakan untuk menjelaskan gerak elektron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang untuk elektron. Model atom yang didasarkan pada prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.
posisi dan keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai peluang terbesar elektron di dalam atom
posisi dan keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai peluang terbesar elektron di dalam atom
Persamaan Schrodinger untuk elektron di dalam atom dapat memberikan solusi yang dapat diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk tiga parameter yang berbeda yang menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum ini adalah bilangan kuantum utama, orbital, dan magnetik. Jadi, gambaran elektron di dalam atom diwakili oleh seperangkat bilangan kuantum ini.
Bilangan Kuantum Utama
Dalam model atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan stasioner dengan tingkat energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan bilangan kuantum utama dari elektron. Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan lambang n sebagaimana tingkat energi elektron pada lintasan atau kulit ke-n. untuk atom hidrogen, sebagaimana dalam model atom Bohr, elektron pada kulit ke-n memiliki energi sebesar
bilkuantum01Adapun untuk atom berelektron banyak (terdiri atas lebih dari satu elektron), energi elektron pada kulit ke-n adalah
bilkuantum02Dimana Z adalah nomor atom. Nilai-nilai bilangan kuantum utama n adalah bilangan bulat mulai dari 1.
n = 1, 2, 3, 4, ….
Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di dalam atom. Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron yang dapat menempati satu lintasan atau kulit berdasarkan persamaan berikut.
Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2
Bilangan Kuantum Orbital
Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum sudut. Efek Zeeman yang teramati ketika atom berada di dalam medan magnet berkaitan dengan orientasi atau arah momentum sudut dari gerak elektron mengelilingi inti atom. Terpecahnya garis spektum atomik menandakan orientasi momentum sudut elektron yang berbeda ketika elektron berada di dalam medan magnet.
zeeman_8k_400_3001Tiap orientasi momentum sudut elektron memiliki tingkat energi yang berbeda. Meskipun kecil perbedaan tingkat energi akan teramati apabila atom berada di dalam medan magnet. Momentum sudut elektron dapat dinyatakan sebagai
bilkuantum03Dimana
bilkuantum04Bilangan l disebut bilangan kuantum orbital. Jadi, bilangan kuantum orbital l menentukan besar momentum sudut elektron. Nilai bilangan kuantum orbital l adalah
l = 0, 1, 2, 3, … (n – 1)
misalnya, untuk n = 2, nilai l yang diperbolehkan adalah l = 0 dan l = 1.
Bilangan Kuantum Magnetik
Momentum sudut elektron L merupakan sebuah vektor. Jika vektor momentum sudut L diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z secara tiga dimensi akan didapatkan besar komponen momentum sudut arah sumbu-z dinyatakan sebagai Lz. bilangan bulat yang berkaitan dengan besar Lz adalah m. bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik. Karena besar Lz bergantung pada besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga berkaitan dengan nilai l.
m = −l, … , 0, … , +l
misalnya, untuk nilai l = 1, nilai m yang diperbolehkan adalah −1, 0, +1.
Gambar
Bilangan Kuantum Spin
Bilangan kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman anomali. Anomali ini berupa terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak garis dibanding yang diperkirakan. Jika efek Zeeman disebabkan oleh adanya medan magnet eksternal, maka efek Zeeman anomali disebabkan oleh rotasi dari elektron pada porosnya. Rotasi atau spin elektron menghasilkan momentum sudut intrinsik elektron. Momentum sudut spin juga mempunyai dua orientasi yang berbeda, yaitu spin atas dan spin bawah. Tiap orientasi spin elektron memiliki energi yang berbeda tipis sehingga terlihat sebagai garis spektrum yang terpisah.
garis spektra atom yang terpisah di dalam medan magnet berasal dari spin elektron
garis spektra atom yang terpisah di dalam medan magnet berasal dari spin elektron
Spin elektron diwakili oleh bilangan kuantum tersendiri yang disebut bilangan kuantum magnetik spin (atau biasa disebut spin saja). Nilai bilangan kuantum spin hanya boleh satu dari dua nilai +½ atau −½. jika ms adalah bilangan kuantum spin, komponen momentum sudut arah sumbu-z dituliskan sebagai
Sz = msћ
Dimana
bilkuantum05
Spin ke atas dinyatakan dengan
bilkuantum06
Spin ke bawah dinyatakan dengan
bilkuantum07
Atom Berelektron Banyak
Model atom mekanika kuantum dapat digunakan untuk menggambarkan struktur atom untuk atom berelektron banyak. Posisi atau keadaan elektron di dalam atom dapat dinyatakan menggunakan seperangkat (empat) bilangan kuantum. Misalnya, elektron dengan bilangan kuantum n = 2, l = 1, m = −1 dan ms = −½ menyatakan sebuah elektron pada kulit L, subkulit p, orbital −1 dengan arah spin ke bawah.

Penemuan Partikel Neutrino yang Kecepatannya Melampaui Cahaya

Para ahli fisika ini mengatakan jika partikel yang berbentuk neutrinos ini dikirim di bawah tanah dari laboratorium di Swiss dan Italia berjarak 730 kilometer dan sampai kurang dari satu detik jika di banding dengan kecepatan cahaya yang dipancarkan dalam jarak yang sama.
Laporan ini dipublikasikan oleh lembaga peneliti yang bekerja di sebuah proyek bernama eksperimen Opera yang berbasis di European Organization for Nuclear Research yang dikenal dengan nama CERN.
CERN adalah tempat dari Large Hadron Collider. "Saya kaget dan sungguh di luar dugaan," demikian ujar Antonio Ereditato, juru bicara proyek Opera di Universitas Bern di Swiss.
Meski demikian, para peneliti yakin jika apa yang mereka lakukan sudah benar. Penemuan ini tentu saja menantang teori Albert Enstein tentang relativitas dan teori klasik yang mengatakan tak ada satupun yang bisa mengalahkan kecepatan cahaya.
"Ini adalah penemuan yang luar biasa jika benar," kata Professor Neville Harnew, kepala peneliti partikel fisik di Oxford University. Ia menambahkan, jika peneliti konsisten menunjukkan kebenaran itu maka ini adalah bentuk revolusi fisika seperti yang suda dikenal selama ini.Sumber:tribunnewsdotcom

PENEMUAN PARTIKEL LEBIH CEPAT DARIPADA CAHAYA

Para fisikawan di Laboratorium Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) di Geneva, Swiss, Jumat (23/9/2011) waktu setempat, mengumumkan keberhasilan mereka menemukan keberadaan partikel yang bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya.


Partikel yang disebut sebagai neutrino ini memiliki kecepatan 20 per 1 juta di atas kecepatan cahaya. Berdasarkan teori relativitas khusus yang dikemukakan Albert Einstein pada 1905, kecepatan cahaya mencapai 299.792 kilometer per detik atau yang sering dibulatkan menjadi 300.000 kilometer per detik. Ini merupakan kecepatan tertinggi di alam semesta. Neutrino merupakan partikel elementer yang memiliki massa sangat kecil, nyaris mendekati nol.

Eksperimen untuk menguji kecepatan neutrino ini dinamai Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA) yang dilakukan di Gran Sasso National Laboratory, Italia, pada kedalaman 1.400 meter. Tujuan penelitian adalah menguji neutrino yang ditembakkan dari CERN.

Juru Bicara OPERA, Antonio Ereditato, dari Universitas Bern, Swiss, mengatakan, temuan ini sebagai kejutan yang sempurna. Para peneliti mengakui, hasil penelitian ini akan menimbulkan pro-kontra karena melawan hukum fisika yang sudah mapan selama lebih dari 100 tahun.

Untuk itu, pengukuran lain yang independen diperlukan guna menguji temuan ini. Direktur Penelitian CERN Sergio Bertolucci mengatakan, jika hasil pengukuran mereka bisa dikonfirmasi oleh ilmuwan lain, temuan ini akan mengubah pandangan umat manusia tentang
fisika.

Radiasi Benda HItam

Kesuksesan yang spektakuler dari teori Maxwell tentang asumsi cahaya, telah memungkinkan dilakukan suatu usaha untuk mengaplikasikan teori tersebut pada percobaan untuk menemukan jawaban dari teka teki lama tentang radiasi yang dikenal dengan masalah “banda hitam”. Masalah pokoknya adalah bagaimana memprediksi intensitas  radiasi yang diberikan oleh benda padat pada temperatur tertentu.
Teori kuantum dimulai dengan fenomena radiasi benda hitam. Apabila suatu benda dipanaskan maka akan tampak mengeluarkan radiasi (misalnya ditandai dengan terpancarnya cahaya yang berwarna warni). Dalam keadaan kesetimbangan maka cahaya yang dipancarkan akan tersebar dalam seluruh spektrum frekuensi f atau panjang gelombang λ, dan kita berusaha mendefinisikan daya yang terpancar sebagai energi emisi pada panjang gelombang λ per satuan luas per satuan waktu, E(λ,T). Ini adalah fingsi universal. Berbicara tentang radiasi benda hitam, berrti kita membahas tentang benda yang memiliki karakteristik penyerap sempurna terhadap radiasi yang mengenainya. Secara praktis kita dapat mengilustrasikan benda hitam sebagai sebuah kotak dengan lubang kecil sedemikian sehingga sembarang radiasi yang masuk ke dalam benda hitam melalui lubang kecil, akan terpantul pantul diantara dinding bagian dalam benda hitam dan tidak ada kemungkinan lolos keluar (karakteristik penyerap sempurna) lewat lubang tersebut seperti pada gambar berikut:
black  box,
Kirchhoff (1859) menunjukkan dari hukum kedua termodinamika, bahwa radiasi di dalam rongga benda hitam bersifat isotropik yaitu fluks radiasi bebas dari arah/orientasi, kemudian juga bersifat homogeny yaitu fluks radiasi sama untuk disetiap titik, dan juga sama dalam semua rongga pada suhu yang sama, untuk setiap sepanjang gelombang.
Daya emisi (dengan alas an geometric sederhana) lalu dikaitkan dengan rapat energi u(λ,T) di dalam rongga adalah:

u(λ,T) = [4E (λ,T)]/c

Selanjutnya pada tahun 1879, seorah ahli fisika dari Australia mengemukakan suatu hasil eksperimen bahwa emisivitas dari benda padat yang panas sebanding dengan temperatur absolut benda pangkat empat”. Dengan demikian, total emisi adalah radiasi intensitas pada semua frekuensi. Persamaan total emisi ini dikenal sebagai persamaan Stefan-Boltzmann yang dapat dituliskan sebagai berikut:

E = ∫Ef df = τ T4

Dimana:               E = daya emisi benda hitam persatuan luas
Ef= daya emisi benda hitam per satuan luas per satuan frekuensi/waktu
T = temperatur absolut/mutlak benda (oK)
Τ = konstanta Stefan-Boltzmann = 5,67 x 10-8 w.m-2.K-4
Suatu benda yang bukan radiator ideal juga memenuhi persamaan di atas, tetapi mempunyai koefisien absorbsi “e” yang nilainya kurang dari 1, sehingga dituliskan :

E = e τ T4

Dimana, e = emisivitas (0 ≤ e ≤ 1)
Selain Kirchhoff dan Stefan-Boltzmann, ada juga persamaan Wien dan Rayleigh mengenai radiasi benda hitam.

Munculnya Fisika Modern

Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena model atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum cukup kelihatannya menentang anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya memang demikian, beberapa ilmuwan menolak untuk mengakui adanya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian begini tidak dapat dirubah lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini. Mekanika, bunyi, panas, dan mekanika statistika, elektromagnetik, dan optik semuanya telah mendapat perumusan yang baik dan akibat-akibatnya telah dikuatkan dengan bermacam-macam cara. Beberapa ahli memperlihatkan bahwa fisika telah selesai sama sekali, hanya tinggal cara memberi pengukuran yang lebih teliti dengan bermacam-macam konstanta fisika.

Akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis tiap-tiap cabang ilmu fisika itu diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan peninjauan fundamental kembali. Pembatasan-pembatasan yang diberikan ternyata telah membukakan jalan kepada seseorang untuk memperoleh fenomena-fenomena dalam skala atom yang memberikan indikasi bahwa atom itu lebih kompleks daripada yang dipikirkan selama abad ke-19. misalnya spektrum atom menunjukkan kebingungan yang kompleks. Garis-garis dalam spektrum itu telah dapat diukur dengan teliti. Seperti pada atom hidrogen dan logam-logam alkali, Balmer dan Rydberg telah dapat menentukan frekuensi-frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih teliti. Tidak seorangpun dalam tahun 1900-an mempunyai ide, mengapa atom-atom itu mempunyai spektrum semacam itu, meskipun beberapa ahli fisika mencoba tanpa berhasil untuk menerangkannya dengan model klasik. Beberapa observasi selama abad ke-19 menyatakan bahwa atom itu mempunyai struktur dalam yang bersifat listrik.
Percobaan Michelson-Morley, salah satu percobaan paling penting dan masyhur dalam sejarah fisika, dilakukan pada tahun 1887 oleh Albert Michelson dan Edward Morley di tempat yang sekarang menjadi kampus Case Western Reserve University. Percobaan ini dianggap sebagai petunjuk pertama terkuat untuk menyangkal keberadaan eter sebagai medium gelombang cahaya. Percobaan ini juga telah disebut sebagai titik tolak untuk aspek teoretis revolusi ilmiah kedua. Albert Michelson dianugerahi hadiah Nobel fisika tahun 1907 terutama untuk melaksanakan percobaan ini. Dalam percobaan ini Michelson dan Morley berusaha mengukur kecepatan planet Bumi terhadap eter, yang pada waktu itu dianggap sebagai medium perambatan gelombang cahaya. Analisis terhadap hasil percobaan menunjukkan kegagalan pengamatan pergerakan bumi terhadap eter.

Ekperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter. Ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian gerak absolut. Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang pada hakikatnya membandingkan kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari, juga eksperimen ini memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya sama bagi setiap pengamat, suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan medium material untuk merambat. Eksperimen ini telah meletakkan dasar bagi teori relativitas khusus Einstein yang dikemukakan pada tahun 1905, suatu teori yang sukar diterima pada waktu itu, bahkan Michelson sendiri enggan untuk menerimanya.

Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop (1909) saat itu dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Rober Millikan melakukan percobaan tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada di antara dua buah pelat elektroda. Dengan mengetahui besarnya medan listrik, muatan pada tetes minyak yang dijatuhkan (droplet) dapat ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini sampai beberapa kali, ia menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari suatu bilangan yang sama. Ia lalu menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah muatan dari 1 elektron = 1.602 × 10−19 coulomb (satuan SI untuk muatan listrik).

Tahun 1923, Millikan mendapat sebagian hadiah Nobel bidang fisika akibat percobaannya ini. Eksperimen ini sejak saat itu sering kali dicoba dari generasi ke generasi dari siswa-siswa bidang fisika, walaupun demikian agak sulit dan mahal untuk melakukan eksperimen ini dengan tepat.

Istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena mikroskopis dan hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun 1890. Fenomena mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah mencoba memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik. Namun, tidak berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para ahli fisika mencari ilmu dan model-model lain yang baru. Dengan didapatnya teori-teori baru yang daat menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke arah yang lebih jauh lagi.
Meskipun mekanika klasik hampir cocok dengan teori klasik lainnya seperti elektrodinamika dan termodinamika klasik, ada beberapa ketidaksamaan ditemukan di akhir abad 19 yang hanya bisa diselesaikan dengan fisika modern. Khususnya, elektrodinamika klasik tanpa relativitas memperkirakan bahwa kecepatan cahaya adalah relatif konstan dengan Luminiferous aether, perkiraan yang sulit diselesaikan dengan mekanik klasik dan yang menuju kepada pengembangan relativitas khusus. Ketika digabungkan dengan termodinamika klasik, mekanika klasik menuju ke paradoks Gibbs yang menjelaskan entropi bukan kuantitas yang jelas dan ke penghancuran ultraviolet yang memperkirakan benda hitam mengeluarkan energi yang sangat besar. Usaha untuk menyelesaikan permasalahan ini menuju ke pengembangan mekanika kuantum.

Seperti kata Newton dalam Makna Fisika Baru dalam Kehidupan:
…menciptakan teori baru bukan berarti merobohkan gudang tua untuk dibangun gedung pencakar langit diatasnya. Ini lebih seperti mendaki gunung, makin ke atas makin luas pandangannya, makin menemukan hubungan antara titik awal pendakian dengan hal-hal disekelilingnya yang ternyata sangat kaya raya dan tak terduga sebelumnya. Namun titik awal tersebut tetap ada dan dapat dilihat, meskipun tampak lebih kecil dari pemandangan luas yang kita peroleh dari hasil perjuangan mengatasi rintangan selama mendaki ke atas.



teori kuantum, fisika modern, percobaan
Max Planck
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan teorinya tentang gelombang benda.

Teori-teori di atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal: tidak ada penjelasan jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama. Frase “Fisika kuantum” pertama kali digunakan oleh Johnston dalam tulisannya Planck’s Universe in Light of Modern Physics (Alam Planck dalam cahaya Fisika Modern).

Mekanika kuantum modern lahir pada tahun 1925, ketika Werner Karl Heisenberg mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrödinger menemukan mekanika gelombang dan persamaan Schrödinger. Schrödinger beberapa kali menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut sama.

Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya pada tahun 1927, dan interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada 1927, Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga membuka penggunaan teori operator, termasuk notasi bra-ket yang berpengaruh. Pada tahun 1932, Neumann Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai teori operator.

Pada 1927, percobaan untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam bidang di luar partikel satuan, yang menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset area ini dikembangkan dalam formulasi elektrodinamika kuantum oleh Richard Feynman, Freeman Dyson, Julian Schwinger, dan Tomonaga Shin’ichirō pada tahun 1940-an. Elektrodinamika kuantum adalah teori kuantum elektron, positron, dan Medan elektromagnetik, dan berlaku sebagai contoh untuk teori kuantum berikutnya.

Interpretasi banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett pada tahun 1956. Teori Kromodinamika kuantum diformulasikan pada awal 1960-an. Teori yang kita kenal sekarang ini diformulasikan oleh Polizter, Gross and Wilzcek pada tahun 1975. Pengembangan awal oleh Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain. Sheldon Lee Glashow, Steven Weinberg dan Abdus Salam menunjukan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah dan elektrodinamika kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah elektro.
Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan apa yang terjadi di level mikroskopik, misalnya elektron di dalam atom. Atom biasanya digambarkan sebagai sebuah sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus (yang bermuatan listrik positif). Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah elektron berpindah dari energi level yang lebih tinggi (misalnya n=2) ke energi level yang lebih rendah (misalnya n=1), energi berupa sebuah cahaya partikel, foton, dilepaskan:

E = hv
di mana:
E adalah energi (J),
h adalah tetapan Planck, h = 6,63 x 10-34 (Js)
v adalah frekuensi dari cahaya (Hz).
Dalam spektrometer masa, telah dibuktikan bahwa garis-garis spektrum dari atom yang di-ionisasi tidak kontinu; hanya pada frekuensi/panjang gelombang tertentu garis-garis spektrum dapat dilihat. Ini adalah salah satu bukti dari teori mekanika kuantum.

Penggunaan Nuklir Diprioritaskan untuk Nonenergi

Wakil Presiden (Wapres) Boediono menegaskan Indonesia akan lebih memprioritaskan pemakaian teknologi nuklir untuk kebutuhan nonenergi. Antara lain untuk bidang pertanian, sumber daya air, dan kesehatan. Hal itu diungkapkan juru bicara Wapres Yopie Hidayat di kantor Wapres Jakarta, Jumat (7/10).

Ia menjelaskan, pertemuan Wapres dengan Dirjen Internasional IAEA membahas kerja sama Indonesia dan IAEA serta pemanfaatan teknologi nuklir untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat selain memenuhi kebutuhan energi.

Dalam pertemuan tersebut, kata Yopie, Wapres menekankan bagaimana memanfaatkan teknologi nuklir untuk kepentingan nonenergi antara lain berkaitan dengan kesejahteraan, teknologi pertanian, sumber daya air, dan berbagai kebutuhan lain.

"Ditekankan bagaimana memanfaatkan teknologi nuklir untuk kepentingan nonenergi antara lain berkaitan dengan kesejahteraan, teknologi pertanian, sumber daya air, dan berbagai kebutuhan lain," kata Yopie. Namun, lanjut Yopie, tidak menutup kemungkinan juga untuk pemenuhan kebutuhan energy di Indonesia.

Dalam kesempatan itu Dirjen Internasional IAEA Yukiya Amano menjelaskan mengenai manfaat teknologi nuklir untuk sejumlah bidang di antaranya pertanian dan kesehatan. Manfaat di kedua bidang itu sudah dirasakan oleh Indonesia.

“Indonesia berusaha meningkatkan teknologi nuklir untuk perawatan maupun pencegahan kanker. Terutama untuk diagnosa dan terapi,” kata Yopie. (OL-8)