Adakah kekuatan manusia yang bisa melampaui kecepatan cahaya ? dan apa benar apabila ada seseorang itu akan kembali ke masa lampau setelah melampaui kecepatan cahaya ? lalu dengan kekuatan dasyat yang bagaimana sehingga manusia dengan keterbatasannya dapat melampaui kecepatan cahaya ? dan apa yang akan terjadi jikalau ada kecepatan bisa melebihi cahaya ?
Pada konferensi internasional tentang relativitas umum dan gravitasi 2003, telah ditemukan adanya suatu kecepatan lebih cepat dari cahaya dalam ruang vakum yaitu kecepatan superluminal yang terdapat disegala macam partikel hipotetik yang disebut Tachyon sehingga massa (diam)-nya imajiner namun energi dan momentumnya riil. Memang, berdasarkan relativitas khusus, jika kita mempercepat sebuah partikel hingga mencapai kecepatan cahaya, maka massa relativistiknya akan menjadi tak terhingga dan hal itu tidaklah mungkin terjadi.? salah satu sifat aneh tachyon mulai bisa diterima oleh para fisikawan masa kini, yakni bahwa dalam sebuah lubang hitam, materi yang tersedot masuk ke dalamnya tidak akan lenyap, namun mengalami keadaan tercampur antara masa lalu dan masa depannya, dengan fluks informasi kuantum dijamin utuh.Maka kali ini kita akan mencoba membongkar pertanyaan diatas dengan kekuatan nol yang bersumber dari sifat kehambaan, karena kekuatan ini tidak bisa diukur dengan dengan kekuatan dan kecepatan apapun karena kekuatan ini mutlak tidak terbatas. Mengapa tidak terbatas ? karena pada saat manusia menyadari dengan sifat kemanusiaanya sebagai makhluk yang tidak ada, maka pada saat itulah alloh akan bertajjali. Karena siapa yang mengenal dan menyadari dirinya pasti akan mengenal siapa dibalik itu semua.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata :
Jika Aku telah mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya.” (HR. Imam Bukhari)
Maka orang yang mempunyai kekuatan nol, saat itulah otomatis kekuatan itu menghantarkan kembali kepada Alloh, dan ketika kembali kepada Alloh orang itu otomatis akan menguasai zaman, waktupun saat itu ada digenggamannya, dan untuk kembali kemasa lampau pun sangat mudah, akan tetapi pada hakekatnya kembali kemasa lampau itu ialah kembalinya hati, merenungkan dan mengkoreksi diri tentang kesalahannya dimasa lampu dan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk memperbaiki kesalahannya. Pada saat itu pula dia ingat tentang nenek moyangnya, ingat tentang cikal bakal terjadinya dunia, dan akhirnya pikirannya akan meluas karena orang yang menuju kepada Alloh tidak ada kecepatan lain selain kecepatan nol kembali pada posisi hamba tidak merasa memiliki kekuatan apa-apa.
Jadi kecepatan dunia bukan kecepatan cahaya, atau kecepatan superluminal tetapi kecepatan dunia itu adalah kecepatan seseorang untuk menemui TuhanNya, karena Dia Maha Jauh, Maha Tinggi, Maha Tidak Terjangkau dengan kekuatan sebesar dan sehebat apapun.
Nah, sekarang di dalam teori, kecepatan cahaya itu sama dengan 3.108km/s. maka apabila ada kecepatan yang melebihi dari itu : 3.10100 km/s, 3.101000 km/s, bahkan kecepatan 3.1010000000000000 km/s pun masih kalah dengan kecepatan orang yang berhadapan dengan Alloh istighroq (nol) selama 1 detik .(pahami masalah ini !)
karena 3.108km/s,3.10100 km/s, 3.101000 km/s, bahkan 3.1010000000000000 km/s pun ini masih ada jarak dan tenggang waktu, tapi orang yang berhadapan dengan Tuhan nya tidak butuh dengan jarak dan tenggang waktu tersebut, sebab kecepatan itu hanya satu titik sudah sampai, kita menuju kepada sang pencipta yang maha segalanya jauh tak terbatas waktu dan jarak. Jangankan jarak dengan Sang Pencipta, jarak antara langit 7 ini masih belum ada yang yang bisa mengukur.
Maka apabila orang itu berhadapan dengan Tuhannya, jagat dan seisinya ini akan mengecil. Kalau kita mau kembali kemasa pasti mampu, bahkan masa depanpun dapat dengan mudah kita lihat, jadi relativitas dilihat dari ilmu Wahidiyah sangat bisa, bahkan lebih hebat daripada relativitas yang ada sekarang. Karena bisa disini maksudnya karena Alloh sendiri yang menghendaki, karena Alloh sendiri yang Maha Bisa, sebab hakekatnya manusia tidak ada satupun yang bisa, yang bisa hanya Alloh yang Maha Bisa. Tidak mungkin manusia yang lemah dengan segala keterbatasannya bisa mengalahkan Tuhan yang memiliki kekuatan absolute tidak terbatas itu.
Dalam sejarah anak manusia Nabi Isa as mampu membangkitkan orang yang sudah mati, Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang membakarnya, Nabi Dawud mampu meluluhkan besi hanya dengan kedua tangannya, bahkan iblispun mampu bagaikan angin melalui jagad barat ke jagad timur hanya sesaat, Dajjalpun juga mampu menghentikan matahari. Siapakah semuanya itu ? dari mana ia berasal ? dan akhirnya kemana ?. Hanya hati yang jernih yang mampu merenung dan merasakan. Jadi siapakah hakikinya dibalik itu semua? Karena manusia hanya makhluk yang lemah tiada apa apa, tiada daya tanpa curahan rahmat dari-Nya.
Maka apabila ada seseorang yang bisa kembali kepada Tuhannya dan masuk dalam wilayahNya, mustahil tidak ada yang bisa, karena orang itu langsung berhadapan dengan Alloh Yang Maha Bisa dan penulis pun akui bahwa tidak ada seseorang bisa melewati kecepatan cahaya, karena mustahil !, tapi disini yang hanya bisa melewati kecepatan cahaya yaitu “Rohani Manusia” bukan partikel hipotetik yang disebut Tachyon itu.
Jadi ada kecepatan yang melebihi kecepatan 10 x dari cahaya, 100 x dari cahaya, 1 juta x melebihi kecepatan cahaya. Maka logikanya apabila ada kendaraan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, pasti kendaraan itu akan terbakar habis, karena logika kecepatan dan masanya dari benda itu sangat tidak seimbang sehingga menimbulkan gesekan yang sangat panas dengan mediumnya dan pasti menimbulkan terbakarnya kendaraan tersebut.
Jadi orang yang menuju kepada Alloh “jasad dan hati” orang itu akan terbakar semua ketika menggunakan kekuatan nol (istighroq) lupa dengan jasad karena ada kecepatan rohani yang melampaui batas kecepatan jasmani. Maka kendaraan rohani itulah yang melebihi kecepatan cahaya, tapi sayang kita tidak mampu untuk melewati itu.
Wahidiyah membongkar ilmu pengetahuan dunia dengan kalimat sholawatnya yang sangat dasyat dan tak pernah terpikirkan di benak kita. Dengan kalimat :
“ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW-WANAFASIM-BI’ADADI MA’LUUMAATILLAAHI WAFUYUUDLOOTIHI, WA AMDAADIH”
Artinya :
“Yaa Alloh, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Maha Menemukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpakanlah sholawat, salam, barokah atas junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan atas Keluarga Baginda Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas, sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian serta kelestarian pemeliharaan-Nya.”
Teori Kecepatan Rekasi vs Teori Relativitas

Akan tetapi ketika E = mc2k dan k=0 (konstanta) maka apa yang akan terjadi ? bisa dipastikan energi sebesar apapun jikalau dikalikan dengan 0 maka hasilnya adalah 0 dan tidak akan ada energi yang tercipta. Maka kekuatan 0 inilah yang menjadi dasar pijakan adanya teori kecepatan reaksi yang bisa memotong dan melumpuhkan dari kedasyatan dari ledakan nuklir. Hebat bukan ! jika di ilustrasikan nampak gambar sebagai berikut :

Gambar : Ilustrasi Teori Kecepatan Reaksi
Mungkin muncul didalam benak pembaca bagaimana Rosululloh Saw menaiki buroq dengan jasadnya. Kenapa jasad Rosululloh tidak terbakar ? ada 2 alasan sudut pandang yang dapat dilihat dari segi ilmiah dan agama yang paling mendasar mengenai kenapa jasad Seorang yang paling dicinta itu tidak terbakar ?
Alasan pertama :
Karena kecepatan Rosululloh Saw dapat melebihi daripada reaksi yang harus ditimbulkan. reaksi panas dengan kecepatan Rosululloh Saw ini cepat Rosululloh Saw, jadi sebelum tersentuh sudah lolos, berarti kendaraan yang dipakai Rosululloh Saw melebihi kecepatan reaksi yang ditimbulkan karena reaksi panas ini masih ada tenggang waktu untuk bereaksi. Sedangkan kendaraan yang dikendarai Rosululloh Saw melebihi kecepatan reaksi. Reaksi panas, reaksi dingin, reaksi hampa udara ini dipotong dengan kecepatan reaksi yang dikeluarkan oleh kendaraan yang dikendarai Rosululloh Saw, jadi sebelum reaksi-reaksi tersebut membunuh, beliau sudah lolos dengan kendaraannya dengan melebihi reaksi-reaksi yang ditimbulkan.
Alasan ke dua :
Karena hampa udara, panas, dingin, matahari dan alam jagad semua, itu adalah Nurnya. Tidak ada yang mustahil bagi beliau untuk melakukannya.
Didalam Hadist Qudsi dikatakan :
“Jika tidak karena engkau (Muhammad), jika tidak karena engkau, sungguh Aku tidak akan menciptakan cakrawala”
Maka disinilah kita sama-sama tahu bahwa ada kecepatan yang memotong kecepatan reaksi ditimbulkan. Sebagai contoh kecepatan reaksi terdapat pada saat rokok menempel dikulit, sebelum panas rokok itu bereaksi dikulit ada jarak tenggan waktu sepersekian detik barulah bereaksi panas tersebut. Dengan adanya tenggang waktu tersebut itulah teori kecepatan reaksi memanfaatkan memotong kecepatan reaksi yang akan ditimbulkan. Dan teori ini sebenarnya sudah ada didalam Al-Quran yang dikatakan di surat Al-Anbiyaa’ ayat 69
“kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”.
Dan diwaktu jasad Nabi Ibrahim dibakar, kecepatan api yang begitu hebat langsung dicounter dengan memotong kecepatan reaksi yang menghantarkan panas tersebut. Jadi nabi Ibrahim lolos dari reaksi yang ditimbulkan oleh panas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar